“Berdasarkan pengakuan semua orang, cinta merupakan ekspresi dari pengalaman kemanusiaan yang paling menyenangkan. Kendati demikian, betapa sangat mengherankan karena hanya segelintir saja para cendekiawan yang mau mengkaji tentang cikal bakal cinta dan pertumbuhannya”
(Well Diorant)
Cinta adalah pengalaman emosional manusia yang teramat tinggi dan berkaitan dengan berbagai perasaan yang menyebabkan kita terbenam di alam yang penuh kedamaian, kehangatan, serta kepuasan.
Setiap orang senantiasa merasakan adanya kebutuhan supaya menjadi orang dicintai dan pada saat yang sama dirinya juga perlu untuk mencintai. Kita semua menanti agar suatu saat dikunjungi oleh cinta. Adakah di antara kita yang tidak bercita-cita agar cinta menempat dalam lubuk hatinya?Agar suatu hari cinta bisa menyinari kalbunya?
Cinta merupakan struktur utama pembentuk eksistensi. Semua makhluk yang mencinta, semisal matahari, bulan, dan seluruh langit telah mengimplementasikan cinta sejak dahulu kala dengan bertasbih dan bertahmid kepada Tuhannya. Syair Jalaluddin ar-Rumi yang menggambarkan cinta dengan untaian bait syairnya yang manis dan indah.
Kelak, aku akan memberitahumu bagaimana Allah menciptakan manusia dari tanah.
Hal itu karena yang Maha Agung telah meniupkan nafas-nafas cinta pada tanah.
Kelak, akan aku katakan padamu, kenapa seluruh bintang beredar sesuai orbitnya?
Hal itu karena Arsy Allah melumurinya dengan pantulan-pantulan cinta.
Kelak, akan aku katakan padamu, kenapa angin pagi hari berhembus.
Hal itu karena ia hendak membangunkan bunga-bunga cinta yang merekah.
Kelak, akan aku katakan padamu, kenapa malam berbusana dengan kegelapan-kegelapannya.
Hal itu karena ia memanggil manusia untuk melaksanakan shalat di kamar tidur cinta.
Sungguh aku bisa menerangkan padamu tentang seluruh teka-teki alam semesta. Satu-satunya jawaban dari setiap teka-teki itu adalah cinta!!
Allah SWT berfirman:
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana cinta kepada Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah”
(QS. Al-Baqarah: 165)
Oleh karena itu, cinta dengan makna universal dianggap sebagai sesuatu yang tak dapat dihindari dan merupakan keniscayaan hidup manusia. Tidak ada suatu norma luhur yang disepakati layaknya kesepakatan terhadap urgensi keberadaan cinta yang secara fitrah diperuntukkan bagi semua makhluk di dalam kehidupan kita.
Kehidupan adalah lilin yang sumbunya adalah cinta
Ini dikutip dari buku yang berjudul "Cinta Memang Ajaib (The True Love in Islam)"..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar